Atomic Habit by James Clear - #01

 Postingan kali ini akan menceritakan first encounterku dengan sebuah buku non fiksi, jenis buku yang sangat amat jarang aku baca. Alasannya adalah aku lebih suka cerita. Sesimpel itu.

Sebagai orang yang pelupanya nggak ketulungan, aku memutuskan untuk menuliskan pelajaran yang aku dapet dari buku Atomic Habit. Kayanya agak mager ya ternyata kalo harus ceritain kenapa aku pengen baca buku ini. Jadi, marilah kita langsung melakukan pembahasan isinya.

Oiya sebenernya aku tuh pengen bikin dalam bentuk infografis, cuma nanti hasilnya pasti lama. Jadilah blog ini menjadi saranaku, seperti biasa.

1
Goals kita bisa tercapai hanya dengan melakukan habit-habit kecil yang kita lakukan secara rutin

ADUH KOK KAYAK KLISE BANGET YAK. Tapi di bab pertama, intinya adalah itu. Bahwa perubahan habit dimulai dari hal kecil.
Kalo setiap hari kita melakukan improvement sebanyak 1%, dalam setahun kita bisa mendapatkan 36-an% improvement. Dan kalo kita melakukan penurunan (kebalikannya improvement apa sih??) sebanyak 1% setiap harinya, kita akan mengalami penurunan ga sampe 10%.
Berarti enak dong? Kalo habitnya jelek kan penurunan kita nggak banyak-banyak amat?
OOOO tidak seperti itu. Faktanya adalah, kita lebih gampang untuk jatuh ke hal-hal yang negatif dibandingkan dengan yang positif. Oleh karena itu, hasil penurunannya sebenernya bisa lebih banyak lagi.


Permasalahan dari sebuah habit adalah bagaimana cara membuat habit itu nempel terus sama kita. Kita sering ngerasa males ngelanjutin habit kita lagi ketika kita ngerasa tujuan kita nggak segera tercapai. Itu dinamakan Valley of Disappointment. Kita kira, progres kita akan memberikan hasil yang linear. Padahal, progres itu memberikan hasil yang eksponensial. Makanya kita nggak boleh menyerah di tengah jalan. Progres yang kita kira sia-sia itu sebenernya "disimpan" untuk melakukan "lompatan" yang lebih besar.

2
Cara untuk mengubah sebuah habit adalah dengan set who we wanted to be, bukan dengan set what we wanted to achieve

Identitas. Kita berusaha menjadi orang yang kita inginkan. Misalnya ketika kita ingin punya habit untuk berolahraga dan mengurangi junk food, ubahlah mindset kita. Jangan pikirkan kita adalah orang tidak sehat yang sedang berusaha menjadi sehat. Pikirkan bahwa kita MEMANG orang sehat. Dan orang sehat akan rajin berolahraga dan berusaha mengurangi junk food. Tanyakanlah "What would healthy people do?"
Inti dari habit bukanlah meraih tujuan kita, tapi mengubah diri kita supaya menjadi orang yang layak untuk bisa meraih tujuan itu.

Komentar